Matan Hadis
“Orang yang berpuasa itu tetap di dalam ibadat meskipun ia tidur di atas kasurnya”.
Sanad Hadith ini Dha’if.
Yahya bin Abdullah bin Zujaaj dan Muhammad bin Harun bin Muhammad bin Bakkar bin Hilal, biodata mereka tidak jumpai dlm kitab-kitab Rijal. Selain itu di sanad hadith ini juga ada Hasyim bin Abi Hurairah Al-Himsi seorang rawi yang Majhul . Sebagaimana diterangkan Imam Dzahabi di kitabnya Mizanul I’tidal, dan Imam ‘Uqail berkata : Munkarul Hadith
Matan Hadis Lain Sewaktu dengannya.
Kemudian hadith yang semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Dailami di kitabnya Musnad Firdaus dari jalan Anas bin Malik yang lafaznya sebagai berikut :
Maksudnya : “Orang yang berpuasa itu tetap di dalam ibadat meskipun ia tidur diatas kasurnya”.
hadith ini Maudu’/Palsu
Karena ada seorang rawi yang bernama Muhammad bin Ahmad bin Suhail, dia ini seorang yang tukang pemalsu hadith, demikian diterangkan Imam Zahabi di kitabnya Ad-Dhua’fa
Matan Lain
“Tidurnya orang yang berpuasa itu dianggap ibadah, dan diamnya merupakan tasbih, dan amalnya (diganjari) berlipat ganda, dan do’anya mustajab, sedang dosanya diampuni”. (Riwayat : Baihaqy di kitabnya Syu’abul Iman, dari jalan Abdullah bin Abi Aufa).
Hadith ini darjatnya sangat Dha’if atau Maudhu.
Di sanadnya ada Sulaiman bin Umar An-Nakha’i, seorang pendusta
rujukan : Silsilah Ahaadith Dhaifah wal Maudh’uah No. 653, Faidhul Qadir No. hadith 5125 , 9293
*
Kewajipan orang yang berilmu untuk memberitahu ilmu dan membetulkan kesalahan orang yang jahil. Samada ia mahu diperbetulkan atau tidak, ahli ilmu sudah berlepas tanggungjawab darinya.
Sabda Nabi saw : Sesiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka sesungguhnya dia telah menempah tempat duduknya di neraka. [ Muttafaqun Alaih]
info tentang puasa Ramadhan di SIHAT SELALU – Puasa Baik Untuk Kesihatan
info tentang puasa Ramadhan di SIHAT SELALU – Puasa Baik Untuk Kesihatan